alhamdulillahhirabbil`alamin,segala puji kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang telah memberikan kita rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehinngga kita masih bisa merasakan nikmat yakni nikmat sehat.
Sholawat ma`assalam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.berkat perjuangan beliaulah kita masih bisa merasakan indahnya agama islam. Dalam kesempatan yang insyaallah di rahmati allah ini,saya akan kembali menuliskan sebuah artikel dengan judul ayat ayat alquran dalam metode pendidikan .tulisan ini saya buat guna berbagi ilmu dan memenuhi tugas yang di amanahkan oleh bapak dosen yang mengajar pendidikan agama islam.
1. Q.S. AZ ZUMAR AYAT 8 DAN 9.
Allah SWT berfirman ;
وَإِذَا مَسَّ ٱلْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهٗ مُنِيْبًا
إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِّنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو
إِلَيْهِ مِن قَبْلُ وَجَعَلَ لِله أَندَادًا لِّيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ
قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيْلاً إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ ٱلنَّارِ *
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَآءَ اللَّيلِ سَاجِداً وَقَآئِماً يَحْذَرُ
الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُواْ رَحْمَةَ رَبِّهٖ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي ٱلَّذِينَ
يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ
ٱلأَلْبَابِ * قُلْ يٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ آمَنُوْا ٱتَّقُواْ رَبَّكُمْ
لِلَّذِيْنَ أَحْسَنُواْ فِي هٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَأَرْضُ ٱللهِ
وَاسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ*
Al Imam Al Fairuz Abadi [1] dalam Tafsirul Quran
menjelaskan ayat ini bahwa ketika seorang hamba seperti Abu Jahal dan
para pengikutnya ditimpa kemadharatan (kesusahan dan bencana), ia
berharap kepada Allah agar menghilangkan kesusahan dan musibah tersebut
darinya. Kemudian jika musibah dan kesusahan itu diganti dengan nikmat,
orang itu lupa atas apa yang telah dilakukannya dahulu sebelum diberi
nikmat (yaitu berdoa kepada Allah), dan melakukan perbuatan syirik lagi
menyimpang lalu menyesatkan orang lain dari jalan yang benar. Dalam ayat
berikutnya Allah mengabarkan bahwa tidaklah sama keberuntungannya
antara orang-orang (yaitu nabi ﷺ dan Abu Bakar Ash Shidiq juga para
sahabat ؓ) yang mentaati Allah siang dan malam, melakukan ibadah,
mengingat kehidupan akhirat yang mereka mengetahui tauhidullah, perintah
dan laranganNya dengan orang yang tidak mengetahui hal tersebut
(seperti Abu Jahal dan pengikutnya). Dan yang dapat mengambil pelajaran
tersebut hanyalah orang-orang yang berakal dan mau berfikir lah yang
mendapat nasehat agung dari Al Quran.Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa diantara faedah dari ayat ini adalah ;
- Salah satu metodologi pendidikan Qurani adalah menyelesaikan problem peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan memberikan perumpamaan yang mudah dipahami oleh anak didik.
- Diperbolehkan bagi setiap pendidik untuk menguji peserta didik dalam menentukan pilihan atas dua permasalahan yang sama kuat.
- Sepantasnya bagi seorang pendidik untuk mengajak anak didik agar mampu mengidentifikasi keistimewaan waktu dan amal perbuatan tertentu.
- Termasuk metodologi pendidikan yang terkandung dalam ayat ini adalah diperbolehkannya seorang pendidik memberikan punishment kepada siswa yang tidak mengikuti rambu-rambu syariat dan tata tertib.
- Salah satu cara mengembalikan perhatian siswa kepada tema materi pembelajaran adalah dengan memanggil mereka dengan panggilan yang lembut seperti wahai anak-anakku dan sebagainya.
- Memberikan sebuah instruksi/ perintah kepada siswa sebaiknya dibarengi dengan reward sebagai bentuk motivasi dan membangkitkan positif thinking bahwa siswa pasti mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.
Allah SWT berfirman ;
) أَفَلَمْ يَسِيْرُوْا فِي الْأَرْضِ فَتَكُوْنَ لَهُمْ
قُلُوْبٌ يَعْقِلُوْنَ بِهَآ أَوْ اٰذَانٌ يَسْمَعُوْنَ بِهَا فَإِنَّهَا
لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِيْ فِي
الصُّدُوْرِ(
Artinya : “ Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu
dengan hati yang mereka punyai itu mereka dapat memahami (hikmahnya)
atau dengan telinga yang mereka punyai itu dapat mendengar (kisah nasib
orang-orang terdahulu) yang dengan itu mereka mendengar peringatan?.
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah
hati yang di dalam dada.”Penjelasan umum ayat diatas adalah bahwa kita diperintahkan agar mengambil pelajaran dari puing-puing peninggalan umat-umat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah lantaran mereka telah melakukan kedurhakaan kepada Allah. Lalu melakukan kontemplasi (perenungan) secara mendalam dengan akal, memikirkannya dna mengambil pelajaran (i’tibar), nasehat dan menyimaknya penuh perhatian. Karena sesungguhnya yang buta itu bukan penglihatannya akan tetapi hatinya yang buta terhadap kebenaran dan dalam mengambil pelajaran.[2]
Faedah yang dapat dipetik dari ayat ini diantaranya yaitu; adanya beberapa metodologi pendidikan Qurani seperti observasi dilanjutkan praktek. Kemudian menyimpulkan inti pokok dari sebuah masalah dalam hal ini materi pembelajarannya, dan membuktikan kebenaran suatu ilmu melalui sebuah penelitian, merumuskan manfaat dan hikmah dari sebuah kejadian. Bisa pula berupa pendataan, rangkuman atas sebuah kegiatan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk worksheet.
3. QS. AL MAIDAH : 90
] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْـخَمْرُ
وَالـْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ
الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ[
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.”Penjelasan umum ayat diatas [3] adalah bahwa adanya sebuah seruan dari Allah kepada orang-orang yang beriman yaitu mereka yang membenarkan Allah dan rasulNya. Seruan itu berupa pemberitahuan bahwa khamr (setiap yang menghilangkan kesadaran akal), berjudi, mengundi nasib dengan murahanah, berkorban untuk anshab[4] adalah termasuk dosa karena perbuatan tazayyun (bujuk rayu) syetan. Dalam ayat ini juga ada perintah untuk menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut.
Beberapa metodologi yang terkandung dalam ayat ini adalah; seorang pendidik dianjurkan untuk memberikan data lengkap untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tema materi pembelajaran. Termasuk metode pendidikan juga adalah seorang pendidik dianjurkan untuk menjelaskan manfaat dan tujuan sebuah pembelajaran sehingga peserta didik tidak memperoleh ambiguitas maksud sebuah pembelajaran.
4. QS. AL AHZAB : 21
] لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الاٰخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيْرًا [
Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.” Penjelasan umum ayat diatas adalah Allah SWT telah mengabarkan bahwa wahai kaum muslimin ketahuilah bahwa dalam diri rasulullah SAW itu terdapat banyak qudwah shalihah (sisi keteladanan yang layak) seperti dalam perjuangannya, kesabarannya dan keteguhan diatas prinsip Islam, oleh karena itu contohlah beliau wahai orang yang selalu berharap rahmat Allah, dan kedatangan hari akhir serta selalu banyak berdzikir kepadaNya.
Metodologi pendidikan dengan keteladanan berarti pendidikan dilakukan dengan memberi contoh, baik berupa tingkah laku, sifat, cara berpikir, dan sebagainya. Banyak ahli pendidikan yang berpendapat bahwa pendidikan dengan teladan merupakan metode pendidikan yang paling berhasil guna. Hal itu karena dalam belajar, orang pada umumnya, lebih mudah menangkap yang kongkrit ketimbang yang abstrak. Penggunaan keteladanan sebagai sebuah metodologi pendidikan juga terlihat dari teguran Allah terhadap orang-orang yang menyampaikan pesan, memberikan pendidikan kepada orang lain akan tetapi tidak mengamalkan muatan pesan pendidikan itu sendiri sebagai mana terdapat dalam Quran surat Ash Shaff : 2-3.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar