alhamdulillahhirabbil`alamin,segala puji kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang telah memberikan kita rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sehinngga kita masih bisa merasakan nikmat yakni nikmat sehat.
Sholawat ma`assalam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.berkat perjuangan beliaulah kita masih bisa merasakan indahnya agama islam. Dalam kesempatan yang insyaallah di rahmati allah ini,saya akan kembali menuliskan sebuah artikel singkat mengenai manusia sebagai makhluk peneliti,moral,dan berbudaya.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK PENELITI
ALLAH telah menciptakan manusia dengan
banyak fungsi dan kegunaan. salah satunya yaitu ssebagai makhluk
peneliti dengan landasan surah al`alaq ayat 1-5.
Artinya : “Dengan nama Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. (1) Bacalah
(nyatakanlah) dengan nama Tuhan mu yang telah menciptakan (segala sesuatu di
alam semesta ini). (2) Yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah beku.
(3) Bacalah (umumkanlah !) dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (4) yang
mengajarkan dengan pena. (5) Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
Dari
ayat ini manusia dapat meneliti apa- apa yang ada di alam dengan
dasar membaca terlebih dahulu. karena membaca merupakan dasar untuk
mennguasai suatu wawasan.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK MORAL
Manusia sebagai makhluk moral yang mendiami ruang spiritual ditandai
dengan kemampuannya memahami, merasakan, dan memberi respon terhadap
fakta-fakta moral.
Fakta-fakta moral ini dapat kita pahami melalui sebuah fakultas yang disebut kesadaran moral.
Ciri utama manusia moral ialah kemampuannya untuk bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral, bukan oleh emosi atau naluri.
Misalnya, prinsip moral ini: kita berpuasa karena Allah! Meskipun berpuasa mengabaikan kebutuhan biologis dengan menahan lapar dan haus, namun kemampuan berpuasa yang mengambil kekuaran dari ranah spiritual itu, sekaligus menunjukkan identitasnya sebagai manusia moral dan mendemonstrasikan ketangguhan moralnya.
Ketangguhan moral dan karakter yang berkembang menuju keilahian, ditingkat kerja, menghasilkan kinerja-kinerja berskala dunia atau sukses berskala peradaban.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Demikian sedikit ilmu yang dapat saya sampaikan kepada pembaca ,semoga bisa memberikan inspirasi dan membuka wawasan bagi kita semua.amin
Ciri utama manusia moral ialah kemampuannya untuk bertindak berdasarkan prinsip-prinsip moral, bukan oleh emosi atau naluri.
Misalnya, prinsip moral ini: kita berpuasa karena Allah! Meskipun berpuasa mengabaikan kebutuhan biologis dengan menahan lapar dan haus, namun kemampuan berpuasa yang mengambil kekuaran dari ranah spiritual itu, sekaligus menunjukkan identitasnya sebagai manusia moral dan mendemonstrasikan ketangguhan moralnya.
Ketangguhan moral dan karakter yang berkembang menuju keilahian, ditingkat kerja, menghasilkan kinerja-kinerja berskala dunia atau sukses berskala peradaban.
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
Manusia
sebagai makhluk berbudaya berarti manusia adalah makhluk yang memiliki
kelebihan dari makhluk lain, yaitu manusia memiliki akal yang dapat
dipergunakan untuk menghasilkan ide dan gagasan yang selalu berkembang seiring
dengan berjalannya waktu. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya, manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan
perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan. Tujuan
dari pemahaman bahwa manusia sebagai makhluk budaya, agar dapat dijadikan dasar
pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya
yang berkembang dimasyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan
makhluk biologis saja, namun juga sebagai makhluk sosial, ekonomi, politik, dan
makhluk budaya.
Bukti
bahwa manusia makhluk berbudaya adalah kita dapat mengembangkan potensi perilau
yang baik untuk bergaul dengan masyarakat dan lingkungan sosial sebagai insan
yang berbudaya dengan cara mengenal, memahami, dan menghargai budayanya
sendiri. Mengembangkan sikap sopan, ramah, dan rendah hati dalam berinteraksi secara
efektif dengan para seniman dan budayawan, lingkungan sosial. Kita harus dapat
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa yang berbudaya dalam pergaulan dunia.
Contoh-contoh
yang menentukan manusia sebagai makhluk berbudaya, misalnya kebiasaan masyarakat
untuk mengadakan sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad
SAW, budaya bau nyale di wilayah Nusa Tenggara Barat, saweran pada acara
pernikahan, dan berbagai macam budaya lain di Nusantara ini yang sampai
sekarang masih tetap dilaksanakan karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang
mereka sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk berbudaya.
Demikian sedikit ilmu yang dapat saya sampaikan kepada pembaca ,semoga bisa memberikan inspirasi dan membuka wawasan bagi kita semua.amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar